Pages

Bandung Lautan Api

Selasa, 18 Oktober 2016

Bandung Lautan Api merupakan salah satu peristiwa yang sangat tidak terlupakan dalam proses mempertahankan kemerdekaan Indonesia.




Sekutu mendarat di Bandung pada tanggal 17 Oktober 1945, saat-saat dimana terjadinya perbutan senjata dan kekuasaan dari tangan Jepang yang dilakukan oleh pejuang-pejuang Indonesia. Sekutu mengatakan bahwa senjata Jepang diserahkan kepadanya. Sekutu pun mengeluarkan ultimatum pada tanggal 21 November 1945 agar kota Bandung bagian utara harus dikosongkan demi keamanan paling lambat tanggal 29 November 1945. Para pejuang-pejuang tidak menyukai ultimatum tersebut, sehingga seringlah terjadi insiden-insiden dengan pasukan Sekutu.

Pada tanggal 23 Maret 1946, pasukan Sekutu mengulangi ultimatumnya sekali lagi supaya TRI meninggalkan kota Bandung. Pemerintah Republik Indonesia di Jakarta merespon terhadap ultimatum ini dengan cara menginstruksikan TRI untuk mengosongkan kota Banfung. Tetapi menurut markas TRI Yogyakarta, kota Bandung jangan dikosongkan. Pada ujungnya, warga kota Bandung pun meninggalkan kotanya dengan berat hati. Sebelum meninggalkannya, para pejuang menyerang ke arah kedudukan Sekutu dan membumihanguskan Bandung bagian selatan agar Sekutu tidak dapat menggunakan sarana dan prasarana di Bandung.

Maka peristiwa ini disebut sebagai Bandung Lautan Api.


Homeostasis pada Glukosa di Tubuh Manusia

Homeostasis adalah kemampuan tubuhh untuk tetap memiliki keadaan internal yang stabil walaupun keadaan ekternal telah berubah. Salah satunya adalah kemampuan tubuh untuk menstabilkan jumlah glukosa di dalam tubuh manusia. Tubuh manusia tentu saja sangat memerlukan glukosa di setiap saat agar dapat melakukan kegiatan sehari-hari. Maka tubuh perlu mengatur jumlah glukosa secara konstan.

Bagaimana cara tubuh menstabilkan jumlah glukosa?

Jika Glukosa Terlalu Banyak
Di usus kecil terdapat villi yang menyerap zat glukosa dengan cara difusi dan transportasi aktif. Glukosa ini akan disalurkan melalui pembuluh darah portal dan akan melewati pankreas. Kemudian pankreas akan mendeteksi jumlah glukosa yang terlalu banyak. Untuk mengantisipasi ini, pankreas mengeluarkan zat insulin. Kemudian hati akan menerima insulin dan glukosa. Insulin digunakan untuk merangsang hati agar hati dapat mengubah glukosa yang berlebih menjadi glikogen dan akan disimpan oleh hati. Kemudian, hati akan menyalurkan kembali glukosa dalam jumlah yang tepat.

Jika Glukosa Terlalu Sedikit
Hal yang sama akan terjadi tetapi, pankreas akan mengeluarkan zat glukagon yang akan disalurkan ke hati. Hati akan mendeteksi adanya glukagon dan akan mengubah kembali zay glikogen menjadi glukosa agar dapat menambah jumlah glukosa yang sedikit di dalam tubuh.

Terima kasih sudah membaca, jika ingin membaca tentang Homeostasis pada Temperatur Manusia silahkan klik disini...

Homeostasis pada Temperatur Tubuh Manusia

Homeostasis adalah kemampuan tubuhh untuk tetap memiliki keadaan internal yang stabil walaupun keadaan ekternal telah berubah. Maka tubuh akan memberikan respon terhadap perubahan tersebut yang disebut sebagai umpan balik negatif. Contohnya seperti pada tubuh manusia, manusia termasuk ke dalam mahluk homeothermic dimana temperatur tubuh mereka tetap stabil.

Bagaimanakah cara tubuh manusia dapat menstabilkan temperatur tubuhnya dalam setiap saat walaupun temperatur eksternal telah berubah?

1. Kondisi Eksternal yang terlalu dingin
-Pembuluh darah kapiler akan menyempit, ini dilakukan agar panas yang diradiasikan oleh darah tidak keluar atau semakin sedikit.
 -Bulu di kulit akan berdiri untuk memperangkap sebuah lapisan udara yang hangat.
-Otot kita akan megalami kontraksi dan relaksasi dimana disebut sebagai menggigil yang dapat menambah panas kepada tubuh.\

2. Kondisi Eksternal yang terlalu panas
-Pembuluh darah kapiler akan melebar agar dapat meradiasikan panas keluar dari tubuh. Selain itu, darah yang dibawa juga dapat digunakan untuk membantu membentuk keringat. Dengan keringat, tubuh kita dapat menurunkan temperatur tubuh.
-Bulu di kulit akan diturunkan agar temperatur tubuh dapat diturunkan.

Puputan Margarana

Rabu, 12 Oktober 2016

Pertempuran Puputan Margarana merupakan pertempuran antara Indonesia dengan negara Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pertempuran ini terjadi pada tanggal 20 November 1946 yang dipimpin oleh Kepala Divisi Sunda Kecil Kolonel I Gusti Ngurah Rai.

 Gambar Tokoh I Gusti Ngurah Rai

Di pertempuran ini Pasukan TKR di wilayah ini bertempur dengan habis-habisan demi mengusir Pasukan Belanda yang datang lagi setelah kekalahan Jepang di Perang Dunia II, untuk menguasai kembali wilayahnya yang diambil Jepang. Ini mengakibatkan kematian seluruh pasukan milik I Gusti Ngurah Rai yang kemudian dikenal sebagai salah satu Puputan di masa awal kemerdekaan yang mengakibatkan Belanda sukses mendirikan Negara Indonesia Timur.

Pada waktu staf MBO berada di desa Marga, I Gusti Ngurah Rai memerintahkan pasukannya untuk mengambil senjata polisi milik NICA yang berada di Kota Tabanan yang dilakukan pada pada 20 November 1946 dan berjalan dengan baik. Beberapa senjata dan pelurunya berhasil direbut dan seorang komandan polisi NICA ikut ke dalam pasukan Ngurah Rai. Setelah itu pasukannya segera bergerak kembali ke Desa Marga.

Pada 20 November 1946 di pagi buta tentara Belanda mulai mengadakan pengurungan Desa Marga. Kurang lebih pukul 10.00 pagi mulai terjadilah tembakan-tembakan yang dilontarkan oleh pasukan NICA dan pasukan Ngurah Rai. Pada pertempuran yang sengit itu, pasukan bagian depan Belanda banyak yang telah mati tertembak. Oleh karena hal itu, Belanda mulai memanggil bantuan dari semua tentaranya yang berada di Bali dengan tambahan pesawat pengebom yang datangdari Makassar.

Di dalam pertempuran itu, semua pasukan Ngurah Rai telah  bertekad tidak akan mundur sama sekali sampai titik darah penghabisan. Di sinilah pasukan Ngurah Rai mengadakan "Puputan" atau perang habis-habisan di Desa Margarana. Pertempuran ini menyebabkan pasukan yang berjumlah 96 orang itu semuanya gugur, termasuk Ngurah Rai sendiri. Sebaliknya, di pihak Belanda terdapat kurang lebih 400 orang yang tewas. Untuk mengenang peristiwa puputan tersebut, pada 20 November 1946 dikenal sebagai perang puputan margarana. Kini di bekas arena pertempuran itu didirikanlah Tugu Pahlawan Taman Pujaan Bangsa.

 Taman Pahlawan Margarana
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS